Sebelum memulai trading secara real, kita banyak dianjurkan untuk membuka akun demo terlebih dulu. Dengan akun demo, Anda dapat trading dengan uang palsu dan bisa mencoba bagaimana melakukan trading seperti sesungguhnya.

Tujuan berlatih dengan akun demo adalah untuk belajar mengenali cara bertrading sekaligus memperbanyak pengalaman meski hanya sekedar dengan uang virtual.

Tujuan akhir dari penggunaan demo tentunya adalah agar Anda siap untuk bertransisi ke akun real. Meski demikian, pada prakteknya transisi dari akun demo ke akun real bisa rumit dan butuh penyesuaian.

Hal ini tidak jauh berbeda dengan perbandingan antara belajar menerbangkan pesawat menggunakan simulator versus menerbangkan pesawat nyata untuk pertama kalinya.

Secara teori, jika Anda telah menguasai simulator penerbangan, maka tidak akan masalah bagi Anda untuk menerbangkan pesawat aslinya. Pada kenyataannya, saat pertama kali Anda menerbangkan pesawat sungguhan, Anda akan dikuasai oleh rasa gugup dan khawatir.

Demikian juga ketika Anda hendak open position menggunakan uang nyata untuk pertama kalinya saat trading. Karena sebelumnya Anda hanya menggunakan uang virtual, maka emosi trading Anda akan berubah saat pertama kali menjalankan akun real.

Resiko menerbangkan pesawat dengan ceroboh dapat membahayakan keselamatan nyawa Anda. Begitu pula di forex, jika Anda terlalu sembrono maka resiko terburuk adalah Anda akan kehilangan semua modal Anda.

Terbang memerlukan lepas landas, mematuhi aturan terbang yang aman, dan mendarat dengan aman. Begitu juga dengan forex trading. Ia memerlukan sistem trading yang mapan, mengikuti sinyal trading untuk entry, dan menutup posisi sesuai dengan perhitungan manajemen resiko yang aman.

Para pilot terbaik selalu mengutamakan keselamatan. Begitu pula seharusnya trader forex, langkah-langkah yang dapat mengamankan keselamatan modal seharusnya dijadikan sebagai priotitas utama.

Seorang trader sekaligus hedge fund manager, Jarratt Davis, dalam salah satu pos di situsnya mengisahkan bagaimana pengalamannya selama karir trading dan pergaulannya dengan berbagai institusi investasi dan para trader top yang bekerja di dalamnya.

Ternyata banyak hal-hal tersembunyi yang layak untuk kita pertimbangkan sebagai bekal untuk perjalanan karir trading kita. Berikut adalah beberapa diantaranya:

Tetap Percaya Pada Kemampuan Diri Walau Mengalami Kerugian Beruntun

Masing-masing trader memiliki saat terburuknya. Begitu juga dengan orang yang menjadikan trading sebagai profesi dan benar-benar merasakan kesuksesan dalam dunia trading. Saat banyak kerugian menghampiri termasuk dan waktu kerugian beruntun datang, saat itulah menjadi suatu ujian yang akan membedakan antara “trader sukses” dan “trader yang baru merasa sukses”.

Trader sukses sejati sudah mendalami bagaimana bisnis ini bergerak dan sampai pada tahap menganggap kerugian sebagai suatu kejadian yang wajar. Bahkan sudah memaklumi hal ini menjadi sesuatu yang harus terjadi dalam karirnya sebagai trader.

Trader sukses sejati akan tetap memiliki keyakinan teguh bahwa sistem tradingnya bakal kembali ke puncak performa pada waktunya nanti. Berbeda dengan trader yang baru merasa sukses. Titik ini justru sering menjadi titik balik bagi para pemula dan trader amatir untuk kembali mempertanyakan tentang keandalan sistem tradingnya.

1. Trader Sukses Sejati Tidak Memiliki Batasan Waktu Untuk Masuk Pasar

Walau tidak melakukan trading yang terjadwal setiap jam atau hari atau minggunya, namun setiap hari trader forex yang sukses sejati selalu mengikuti perkembangan pergerakan pasar.

Tidak seperti para trader yang baru merasa sukses, yang masuk pasar dengan dasar pola waktu tertentu. Setiap petunjuk atau sinyal besar dan kecil yang muncul setiap jam, hari atau bahkan mingguan selalu dijadikan kesempatan bagi para para trader amatiran untuk masuk ke pasar.

Pembeda berikutnya adalah ketika para trader sukses sejati tersebut sedang memiliki posisi trading yang terbuka. Mereka tidak pernah berharap bahwa target profit akan tercapai.

Kok aneh ya? Baru kali ini ada orang yang nggak ingin harapannya dikabulkan. Bukan begitu..tapi mereka lebih cenderung berfokus mengamati sinyal-sinyal yang muncul setelah posisi dibuka, apakah terus ada dukungan yang searah dengan posisi tersebut. Mereka meyakini bahwa posisi yang sudah dibukanya di dalam pasar tidak akan mampu untuk mempengaruhi pergerakan harga di pasar, sehingga siap sedia untuk “meralat”.

2. Para Trader Sukses Sejati Sangat Hati-Hati Menjaga Risiko

Seorang trader sukses sejati berpikir tentang meminimalkan risiko, sedangkan trader yang baru merasa sukses menghitung bagaimana mereka bisa memaksimalkan keuntungan.

Seorang trader sukses sejati selalu berusaha menjaga dan membatasi kerugian tidak lebih dari 2 persen dari nilai akun dalam satu posisi yang mereka buka. Mereka juga dengan ketat memberikan batasan risiko maksimal sebesar 1 persen untuk sekali kesempatan masuk pasar.

Untuk mendukung manajemen risiko seperti itu, mereka menggunakan strategi stop loss yang lebar. Mengapa demikian? Karena dengan rentang nilai besar atau lebar tersebut, mereka memiliki kesempatan untuk membuat evaluasi. Apakah posisi yang mereka buka tersebut sudah sesuai dengan arah pergerakan pasar dan sinyal-sinyal yang muncul setelah posisi dibuka?

Nah, jika disimpulkan posisi mereka salah, maka dengan cepat mereka bisa menutup posisi guna meminimalkan risiko dan kerugian.

3. Trader Sukses Sejati Hanya Memasang Target Secara Tahunan

Seorang trader yang sangat baik menjaga dana yang dikelolanya, fokus pertamanya adalah keamanan dana investor, baru kemudian berbicara tentang keuntungan.

Salah satunya adalah dengan menerapkan penghitungan kerugian maksimal yang dialami tidak lebih dari 10 persen selama rentang waktu setahun. Dan menghasilkan keuntungan dalam rentang 25-40 persen.

Berbeda dengan trader yang baru merasa sukses, beranggapan bahwa menghasilkan keuntungan ratusan persen dalam beberapa kali trading saja adalah cara trading yang baik dan benar.

4. Trader Sukses Sejati Berfokus Pada Fundamental

Pelaku pasar forex bukan hanya spekulan. Setiap hari, banyak sekali transaksi bisnis yang tidak berdasarkan spekulasi. Kapan saja bisa terjadi, suatu perusahaan melakukan transaksi valas dalam jumlah besar. Sebagai gambaran misalkan ada perusahaan X di negara A hendak melakukan ekspansi ke negara B. Dalam proses tersebut ternyata pabrik X harus membeli mata uang negara B sejumlah 50 juta dolar.

End Footer Vendor JS Files Template Main JS File